Tak bosan aku
bersajak tentang jarak. Tentang pijak langkah kita yang semakin jauh menapak.
Seberapa lama kita tahan pada jalan yang pelan-pelan memanjang? Seberapa kuat
kita kukuh dari godaan orang-orang di kanan kiri jalan?
Entah.
Entah.
Dengan kau jauh di sana, aku mengenal rindu. Rindu yang
mengenalkanku lebih dalam pada cinta. Cinta yang lebih berarti, sejati
menyatukan aku dan kau menjadi kita.
Aku juga, kadang kalah pada dingin. Yang menepuk punggung tanganku
yang telanjang, tanpa jemarimu untuk kutautkan. Tapi kenangan menjagaku agar
tetap berpengharapan, bahwa masa depan kita adalah jalan dan genggam yang
beriringan.
Bila kau menggigil dalam hujan, aku memelukmu dari kejauhan.
Kuharap kau tak lupa menghanyutkan perahu kertas berisi peluk balasan.
Bila
kau kepanasan, aku menghiburmu melalui embus angin yang menyejukkan. Lambaikan
aku kecup balasan dengan alunan jalin kenangan. Karena angin adalah sahabat
angan-angan, setia melanjutkan impian ke mana pun kau inginkan
Post a Comment
Post a Comment